Cast : Yamashita Ayako - Park Yoochun.
author : Astrid a.k.a achiid
***
Hari mulai gelap. Kami bingung menentukan tempat mana yang akan kami datangi lagi.
"Ah Ayako-chan. Ada satu tempat yang ingin aku kunjungi saat malam hari."
"Hah? Tempat apa itu?"
"Tokyo tower. Katanya saat malam hari, dari sana kita bisa melihat kota tokyo dengan lampu-lampu yang sangat indah."
"Hmm baiklah. Kalau begitu kita kesana saja. Dekat kok dari sini."
Kami
pun pergi menuju Tokyo tower. Kami naik ke atas menggunakan lift.
Beberapa menit kemudian kami sampai di puncak Tokyo Tower. Dari sini
kota Tokyo terlihat sangat indah dengan lampu-lampu berwarna-warni yang
menghiasi kota itu.
"Wuaaaah. Ternyata benar-benar indah." seru Yoochun memandang kagum.
"Pastinya. Pemerintah Jepang membangun semua ini dengan kerja keras mereka."
"Aku tahu itu. Kalau tidak, mana mungkin bisa seperti ini. Ya kan?"
"Iya." jawabku singkat.
Yoochun
memandang keseluruh penjuru kota Tokyo dari atas Tokyo Tower ini. Dia
kelihatan benar-benar takjub dengan pemandangan yang ada di depan
matanya.
Ah... Aku memandanginya lagi. Dia benar-benar sangat tampan. Dia juga sangat baik. Tipe pria romantis. Kurasa aku menyukainya.
"Hayoo. Kau memandangiku lagi kan?" seru Yoochun membuatku kaget lagi.
"Ah kau. Ge-er mu itu kumat lagi ya? Aku tidak memandangimu tahu. Weee." jawabku sambil menjulurkan lidah.
"Huh payah. Tetap saja tak mau jujur." ucap Yoochun cemberut.
Aku hanya tersenyum melihat kelakuan Yoochun itu.
"Sudah yuk turun. Sudah malam, aku harus pulang." ucapku.
"Ah ya.. Sudah malam. Fhuuuh. Tak terasa ya kita sudah jalan seharian."
Kami pun turun dari puncak Tokyo Tower. Tidak langsung pulang, kami duduk dibangku taman dan mengobrol sebentar lagi.
"Ayako-chan...
Terimakasih untuk seharian ini. Aku benar-benar sangat senang bisa
bertemu denganmu, mengenalmu dan berjalan seharian denganmu. Terimakasih
karena sudah mau menemaniku. Arigatou gozaimasu." ucap Yoochun.
"Sama-sama. Aku juga senang." ucapku tersenyum pada Yoochun.
Yoochun ikut tersenyum tapi setelah itu dia memasang tampang serius. "Ada yang mau aku katakan padamu."
"Apa?" tanyaku.
"Eummm.
Aku... Kau... Sejak pertama aku melihatmu distasiun tadi, aku yakin
benar kalau kau gadis yang baik. Makanya aku mengikutimu. Kau
benar-benar menarik perhatianku Ayako."
"Hah? Apa? Aku tak mengerti."
"Suki... Aku... Aku menyukaimu Ayako-chan." ucap Yoochun pelan-pelan.
"A... Apa? Apa maksudmu?"
"Aku me-nyu-ka-i-mu." ucap Yoochun lagi dengan menekankan setiap suku kata pada ucapannya.
"Kenapa?" tanyaku bingung dan agak kaget.
"Entah... Tapi kau tak perlu menjawabnya sekarang. Aku ingin kau tau suatu hal, tapi tak sekarang."
"Apa maksudmu?"
"Nanti
kau akan tahu sendiri. Minggu depan, dihari yang sama seperti sekarang,
pukul 7 malam, aku akan menunggu jawabanmu dipuncak Tokyo Tower itu.
Aku akan menunggu sampai kau datang."
***
Dikelas, pagi hari...
Seminggu
setelah pertemuanku dengan Yoochun. Aku terus memikirkan apa maksud
Yoochun waktu itu. Dia bilang, malam ini dia menungguku di puncak Tokyo
Tower setelah aku tahu suatu hal. Tapi hal apa itu? Sampai sekarang aku
belum mengetahuinya.
"Hey Ayako! Melamun saja kau ini." tegur Keiko yang baru datang. Dia pun duduk dibangku sampingku.
"Kau ini mengagetkanku saja. Tumben kau baru datang Keiko-chan?" tanyaku.
"Iya nih. Tadi aku mampir ke toko buku dulu membeli majalah. Karena kalau aku beli nanti siang pasti aku kehabisan."
Aku mengernyitkan dahiku lagi. Ada-ada saja si Keiko. "Majalah apa sih? Segitunya."
Keiko mengeluarkan sebuah majalah dari dalam tasnya. Dia menunjukkan padaku majalah yang dia beli.
Dan apa yang aku lihat pada cover majalah itu...?
Aku menutup mulutku dengan tangan, tak percaya. "I... Ini... Ini... Yoochun?" ucapku gagap sambil menunjuk gambar Yoochun-san.
"Wah. Kau tahu Yoochun, Ayako? Tumben sekali. Ternyata diam-diam kau mengidolakannya juga ya?"
Aku
menggeleng tak percaya. Jadi Yoochun... Dia adalah... Salah satu member
Tohoshinki? Tohoshinki yang saat ini menjadi idola masyarakat Jepang?
Tohoshinki idolanya Keiko-chan dan teman-teman yang lain?
Jadi
inikah hal yang Yoochun ingin aku tahu? Pantas saja saat aku pergi
dengannya, semua orang terus memperhatikan kami. Kenapa aku tidak
menyadarinya? Kepalaku tiba-tiba sakit.
***
Pukul 8 malam...
Ini
sudah lewat 1 jam dari waktu yang aku janjikan untuk bertemu Yoochun.
Tapi aku malah masih dirumah. Memandang langit, yang malam ini penuh
dengan bintang.
"Yoochun-chan... Kau masih disanakah? Atau kau sudah pergi? Atau malah kau tak datang. Aku bingung harus bagaimana."
Aku membolak-balik halaman majalah yang sama seperti punya Keiko yang baru aku beli tadi sore.
"Kau
benar-benar sangat tampan Yoochun-chan. Tapi... dengan melihatmu yang
seperti ini, aku jadi sadar, kalau kita berbeda. Sangat berbeda."
Aku
terus membolak-balik halaman majalah yang penuh membahas soal
Tohoshinki. Sampai mataku melihat suatu kolom yang berisi tanya jawab
seputar gadis idaman member.
Aku langsung melihat ke jawaban Yoochun-chan. Disana tertulis :
Q: Bagaimana tipe wanita idamanmu?
A: Gadis polos dengan rambut hitam panjang.
........
Q: Apa yang membuatmu jatuh cinta pada seorang gadis?
A: Keluguannya. Senyumannya.
Q: Apa kau sudah menemukan gadis itu?
A: Sepertinya sudah. Belakangan ini kami berjanji untuk bertemu disuatu tempat. ^^
Q: Apa dia gadis Jepang atau Korea?
A: Rahasia. (tertawa)
........
Q: Suatu hal yang ingin kau sampaikan?
A:
Untuk orang yang kumaksud, aku akan menunggu sampai kau datang. Untuk
semua penggemar Tohoshinki, tetap dukung kami ya! Arigatou.
Aku
terkejut membaca kolom itu. Benarkah Yoochun akan menungguku? Aku
melirik jam dinding dikamarku. Sudah jam setengah 9 malam. Aku bangkit,
bersiap sejadinya kemudian aku berlari ke halte bis. Aku menunggu bis
datang untuk menuju Tokyo Tower.
"Yoochun-chan... Semoga kau masih disana."
***
Aku
berlari kedalam lift yang akan menuju puncak Tokyo Tower. Sekarang
sudah pukul setengah 10 malam. Aku sangat berharap Yoochun masih ada
disana.
Ting. Pintu lift terbuka dan aku sudah sampai dipuncak
Tokyo Tower. Aku mencari-cari Yoochun-chan ditengah kerumunan orang.
Tokyo Tower mulai sepi, tapi aku tak juga menemukannya. Aku hampir putus
asa. Air mataku mulai berjatuhan pelan-pelan.
"Yoochun... Apa kau sudah pergi?" ucapku lirih.
"Akhirnya
kau datang juga Ayako-chan. Kukira kau tak akan datang." Yoochun muncul
dari arah belakangku. Senyum itu, aku sangat merindukan senyum itu.
Aku
tak dapat lagi menahan rasa yang berkecamuk dalam hatiku. Aku berlari
menghambur kearah Yoochun-chan. Aku memeluknya erat, sangat erat.
Yoochun pun memelukku dengan erat.
"Aku... Aku kira kau sudah pergi Yoochun-chan."
"Aku kan sudah bilang akan menunggumu sampai kau datang."
"Tapi aku kira kau tak serius. Sampai..." aku menghentikan ucapanku.
Yoochun melepaskan pelukannya dan menatapku erat.
"Sampai apa?" tanyanya lembut.
"Sampai... Sampai aku membaca artikel tentangmu di sebuah majalah." ucapku malu.
"Jadi?"
"Jadi apa?"
"Jadi bagaimana tanggapan dan jawabanmu?" tanya Yoochun langsung.
Aku terdiam beberapa saat. Kemudian aku menatap kedalam mata Yoochun. Aku melihat ketulusan terpancar dari sorot matanya.
"Aku... Aku suka dengan jawabanmu dimajalah itu."
"Hanya suka jawabanku?"
Yoochun-chan sepertinya sengaja membuatku salah tingkah.
"A... Ak... Aku... Menyukaimu." ucapku sangat pelan.
"Apa? Aku tak dengar..."
Aku
menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya lagi. Aku
mengumpulkan semua keberanianku untuk jujur kepada Yoochun-chan.
"Aku juga menyukaimu!" akhirnya aku mengatakannya. Aku mengatakan hal itu tanpa berani menatap Yoochun. Aku menunduk malu.
"Hmmm...
Kau siap menerima semua resiko jika bersamaku Ayako? Kau tak apa kalau
kita jarang bertemu? Kau siap menjalani hubungan jarak jauh?"
Yoochun melemparkan banyak pertanyaan padaku, tapi aku hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan mantap.
Yoochun langsung menarik tubuhku kedalam pelukannya. Dia memelukku erat dan menciumi keningku.
"Gumawo Ayako-chan."
Lagi-lagi dia berbicara menggunakan bahasa lain. "Apa kau bilang?"
Aku mendengar tawa kecil Yoochun.
"Sepertinya mulai sekarang kau harus belajar bahasa Korea."
"Aaah. Sepertinya memang harus begitu. Aku akan berusaha." ucapku sambil tersenyum.
"Arigatou Ayako. Aku janji akan menjagamu."
"Ya. Aku percaya padamu Park Yoochun."
Malam
yang sangat indah dan langit yang penuh bintang menjadi saksi hubungan
kami ini. Semoga aku dan Yoochun bisa bersama selamanya...
*The End*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar